Jumat, 19 Desember 2014

Evolusi Teori Manajemen part 2



5. PENDEKATAN MANAJEMEN MODERN
·         Teori perilaku dan teori kuantitatif
Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan ilmu manajemen):
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids".
Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.

·         Manajemen modern dan tantangan-tantangannya
Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen. Teori-teori ini pertama kali dirintis oleh; Robert Owen, Adam Smith, Charles Babbage dan Max Weber.
Manajemen modern dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.

Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1.    Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat peranannya
2.    Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3.    Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4.    Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.


·         Tantangan manajemen modern
1. Globalisasi
Mungkin, perubahan terbesar dari abad ke-21 adalah bahwa dunia sekarang telah menjadi sebuah desa global. Globalisasi membawa banyak kemungkinan yang menarik, peluang yang menguntungkan dan seluruh dunia sebagai, pasar global yang besar. Tapi di sisi lain, globalisasi juga membawa banyak masalah dan sakit kepala untuk manajer saat ini. Berhasil menanggapi globalisasi telah benar-benar menjadi tantangan manajemen terbesar abad ke-21.

2 Teknologi Informasi:
Memiliki pengetahuan di bidang teknologi informasi pada saat ini menjadi hal yang perlu,agar lebih memudahkan dalam berhubungan dengan rekan bisnis maupun dengan karyawan.Selain itu, manajemen juga perlu untuk mengeksplorasi kemungkinan pemasaran online.
.
  3. Bersaing dengan Buruh Rendah-Biaya:
Tantangan modern besar lain dalam manajemen adalah untuk menemukan cara untuk meminimalkan biaya operasi Anda. Banyak perusahaan yang menggunakan tenaga pekerja yang murah. Ini adalah salah satu tantangan modern terbesar dalam manajemen.


 4. Keanekaragaman dalam Tenaga Kerja: Keanekaragaman Tenaga Kerja
Mengelola orang, yang sangat berbeda satu sama lain, juga merupakan salah satu tantangan manajemen modern. Tenaga kerja tidak pernah lebih beragam. Hal ini umumnya dikenal sebagai keragaman tenaga kerja dan itu berarti bahwa organisasi sekarang cepat menjadi campuran yang berbeda kelompok usia, jenis kelamin, budaya, ras dan etnis. Mengelola tenaga kerja yang memiliki perempuan,orang-orang muda,dan orang-orang milik negara yang berbeda, agama dan budaya, telah menjadi perhatian global dan tantangan manajemen.
.
 5. Organisasi Belajar:
Konsep organisasi belajar 'pertama kali disajikan oleh Peter Senge. Menurut konsepnya, karyawan, yang berkomitmen untuk sebuah organisasi, bekerja lebih keras dan menghasilkan hasil yang lebih baik. Itu sebabnya ia mengusulkan bahwa organisasi harus berinvestasi pada karyawan mereka dan memfasilitasi pembelajaran anggotanya. Sebagai hasil dari itu, organisasi benar-benar mengembangkan dan mentransformasikan dirinya. Selain itu, memiliki 'learning organization' tidak ada jaminan bahwa karyawan akan tetap setia kepada organisasi itu dan tidak akan mengejar tawaran yang lebih baik. Jadi itu hal lain bahwa manajemen harus melihat ke dalam hal itu.

6. PENDEKATAN SISTEM MANAJEMEN
·         Pendekatan sistem manajemen
A. Pendekatan Tingkah Laku
Pendekatan ini didasarkan pada teori bahwa manajemen berarti pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka mempelajari manajemen harus dipusatkan pada hubungan antara orang. Kadang-kadang juga disebut penelaahan “human factor approach” (Liem Tjeng Bie) atau “behavior science approach”. 
Pendekatan ini merupakan perkembangan dari penerapan ilmu-ilmu tentang perilaku dan ilmu jiwa sosial pada manajemen. Menurut pendekatan ini, titik fokus tindakan manajerial adalah perilaku manusia. Apa yang dicapai, bagaimana mencapainya dan mengapa dapat dicapai dipandang ada kaitannya dengan dampaknya dan pengaruhnya terhadap manusia.
B. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif dikenal juga sebagai pendekatan matematis. Di dalam studi manajemen, pendekatan ini menitik beratkan peranan pemakaian data angka, matematika, dan statistik dalam membantu manajemen dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Karena itu, studi manajemen diberi label penelitian operasi (operations research) atau ilmu manajemen (management science).
Pendekatan kuantitatif terhadap manajemen titik berat terletak pada optimalisasi atau minimalisasi usaha dengan penggunaan model-model matematika, statistik, ekonometri, dan lain-lain sangatlah besar.

C. Pendekatan Proses
Pendekatan manajemen dalam hal ini menganggap manajemen sebagai suatu proses aktivitas yang terdiri dari berbagai sub-aktivitas yang masing-masing merupakan fungsi fundamental manajemen. Menurut Terry sub-aktivitas tersebut meliputi: perencanaan, pengorganisasian, peng-gerakan, dan pengawasan. Keempat sub-aktivitas tersebut merupakan fungsi fundamental manajemen yang berkaitan erat satu sama lain: suatu fungsi tidak seluruhnya terhenti sebelum fungsi berikutnya dimulai. Dalam keadaan saling pengaruh keempat fungsi fundamental manajemen itu sama-sama membentuk proses manajemen merupakan suatu sirkulasi berkelanjutan yang tak berujung.

D. Pendekatan Sistem
Sesuai dengan namanya, pendekatan ini memandang manajemen sebagai suatu sistem. Pengertian sistem dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi mencapai suatu tujuan tertentu di dalam suatu lingkungan. Bagian-bagian atau subsistem-subsistem tersebut merupakan kompleksitas tersebut, tetapi dalam kebersamaan mencapai suatu tujuan itu, berlangsung secara harmonis dalam keteraturan yang pasti.
Suatu sistem terdiri dari “input”, “proses transpormasi”, dan “output” yang merupakan suatu totalitas, yang digerakkan oleh sistem-sistem yang lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem yang lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem yang lebih luas.

E. Pendekatan Kontijensi (Berdasarkan keadaan/Peluang)
Pendekatan kontijensi (contingency approach) disebut juga dengan pendekatan situasional (situational approach) Pendekatan ini termasuk pendekatan yang relatif baru muncul yang berpendapat bahwa tidak ada resep  yang  terbaik  untuk  mengatasi  masalah  tertentu  dan   menekankan. Pentingnya relevansi tindakan manajerial dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam lingkungan. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, manajemen dipandang harus  sesuai dengan lingkungan, pemecahan masalah yang terbaik adalah menyelesaikan dengan situasi/kontijensinya.

7. PENDEKATAN KONTINGENSI
·         Pendekatan kontingensi (situsional )
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif (berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah dikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondisi situasional.
Salah seorang penulis manajemen kontingensi yang bernama Fred Luthans menyatakan, “pendekatan-pendekatan tradisional dalam bidang manajemen, tidak salah atau keliru, tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau cocok. Terobosan baru terhadap teori dan praktik manajemen dapat kita temukan pada pendekatan kontingensi.”Raymond A. Katzell dalam sebuah makalahnya yang berjudul “Contrasting System Work Organization”, mengemukakan adanya lima macam parameter situasional :
a)    Besar kecilnya organisasi yang bersangkutan
b)    Tingkat interaksi dan interpendansi para anggota organisasi
c)    Kepribadian para anggota organisasi
d)    Tingkat kongruensi atau disparitas antara tujuan organisasi dan tujuan para karyawan organisasi yang bersangkutan
e)    Siapa saja dalam organisasi yang bersangkutan memiliki kemampuan dan motivasi yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan guna mencapai sasaran organisasi tersebut.
Macam pendekatan kontingensi :
1.    Model kepemimpinan kontingnsi dari Friedler
2.    Model tiga dimensi kepemimpinan dari reddin
3.    Model kontinum kepemimpinan dari Robert Tanenbaum dan  Warrem Schmidt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar