5. PENDEKATAN MANAJEMEN MODERN
·
Teori perilaku dan
teori kuantitatif
Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan ilmu manajemen):
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik
kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi
komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh,
pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan
pengalokasian sumber daya analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat
digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien model kuantitas
pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat
persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan
statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang
berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk
memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis.
Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz
Kids".
Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan
1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki
pengambilan keputusan di Ford.
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan
masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi,
prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan
aliran Management Science.
·
Manajemen modern dan
tantangan-tantangannya
Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari
manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga
banyak melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian
tentang manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen.
Teori-teori ini pertama kali dirintis oleh; Robert Owen, Adam Smith, Charles
Babbage dan Max Weber.
Manajemen modern dalam pengembangannya dibagi
menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua
berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi
:
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses
teknik secara ketat peranannya
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus
dengan pertimbangan konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan
manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen
pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
·
Tantangan manajemen modern
1.
Globalisasi
Mungkin,
perubahan terbesar dari abad ke-21 adalah bahwa dunia sekarang telah menjadi
sebuah desa global. Globalisasi membawa banyak kemungkinan yang menarik,
peluang yang menguntungkan dan seluruh dunia sebagai, pasar global yang besar.
Tapi di sisi lain, globalisasi juga membawa banyak masalah dan sakit kepala
untuk manajer saat ini. Berhasil menanggapi globalisasi telah benar-benar
menjadi tantangan manajemen terbesar abad ke-21.
2
Teknologi Informasi:
Memiliki
pengetahuan di bidang teknologi informasi pada saat ini menjadi hal yang perlu,agar
lebih memudahkan dalam berhubungan dengan rekan bisnis maupun dengan karyawan.Selain
itu, manajemen juga perlu untuk mengeksplorasi kemungkinan pemasaran online.
.
3. Bersaing dengan Buruh Rendah-Biaya:
Tantangan
modern besar lain dalam manajemen adalah untuk menemukan cara untuk
meminimalkan biaya operasi Anda. Banyak perusahaan yang menggunakan tenaga
pekerja yang murah. Ini adalah salah satu tantangan modern terbesar dalam
manajemen.
4. Keanekaragaman dalam Tenaga Kerja:
Keanekaragaman Tenaga Kerja
Mengelola
orang, yang sangat berbeda satu sama lain, juga merupakan salah satu tantangan
manajemen modern. Tenaga kerja tidak pernah lebih beragam. Hal ini umumnya
dikenal sebagai keragaman tenaga kerja dan itu berarti bahwa organisasi
sekarang cepat menjadi campuran yang berbeda kelompok usia, jenis kelamin,
budaya, ras dan etnis. Mengelola tenaga kerja yang memiliki perempuan,orang-orang
muda,dan orang-orang milik negara yang berbeda, agama dan budaya, telah menjadi
perhatian global dan tantangan manajemen.
.
5. Organisasi Belajar:
Konsep
organisasi belajar 'pertama kali disajikan oleh Peter Senge. Menurut konsepnya,
karyawan, yang berkomitmen untuk sebuah organisasi, bekerja lebih keras dan
menghasilkan hasil yang lebih baik. Itu sebabnya ia mengusulkan bahwa
organisasi harus berinvestasi pada karyawan mereka dan memfasilitasi
pembelajaran anggotanya. Sebagai hasil dari itu, organisasi benar-benar
mengembangkan dan mentransformasikan dirinya. Selain itu, memiliki 'learning
organization' tidak ada jaminan bahwa karyawan akan tetap setia kepada
organisasi itu dan tidak akan mengejar tawaran yang lebih baik. Jadi itu hal
lain bahwa manajemen harus melihat ke dalam hal itu.
6. PENDEKATAN SISTEM
MANAJEMEN
·
Pendekatan sistem
manajemen
A. Pendekatan Tingkah Laku
Pendekatan ini didasarkan pada teori bahwa
manajemen berarti pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka mempelajari
manajemen harus dipusatkan pada hubungan antara orang. Kadang-kadang juga
disebut penelaahan “human factor approach”
(Liem Tjeng Bie) atau “behavior science
approach”.
Pendekatan ini merupakan perkembangan dari
penerapan ilmu-ilmu tentang perilaku dan ilmu jiwa sosial pada manajemen.
Menurut pendekatan ini, titik fokus tindakan manajerial adalah perilaku
manusia. Apa yang dicapai, bagaimana mencapainya dan mengapa dapat dicapai
dipandang ada kaitannya dengan dampaknya dan pengaruhnya terhadap manusia.
B. Pendekatan
Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif dikenal juga sebagai
pendekatan matematis. Di dalam studi manajemen, pendekatan ini menitik beratkan
peranan pemakaian data angka, matematika, dan statistik dalam membantu
manajemen dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Karena itu,
studi manajemen diberi label penelitian operasi (operations research) atau ilmu manajemen (management science).
Pendekatan kuantitatif terhadap manajemen
titik berat terletak pada optimalisasi atau minimalisasi usaha dengan
penggunaan model-model matematika, statistik, ekonometri, dan lain-lain
sangatlah besar.
C. Pendekatan
Proses
Pendekatan manajemen dalam hal ini menganggap
manajemen sebagai suatu proses aktivitas yang terdiri dari berbagai
sub-aktivitas yang masing-masing merupakan fungsi fundamental manajemen.
Menurut Terry sub-aktivitas tersebut meliputi: perencanaan, pengorganisasian, peng-gerakan,
dan pengawasan. Keempat sub-aktivitas tersebut merupakan fungsi fundamental
manajemen yang berkaitan erat satu sama lain: suatu fungsi tidak seluruhnya
terhenti sebelum fungsi berikutnya dimulai. Dalam keadaan saling pengaruh
keempat fungsi fundamental manajemen itu sama-sama membentuk proses manajemen
merupakan suatu sirkulasi berkelanjutan yang tak berujung.
D. Pendekatan
Sistem
Sesuai
dengan namanya, pendekatan ini memandang manajemen sebagai suatu sistem.
Pengertian sistem dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas himpunan
bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi
mencapai suatu tujuan tertentu di dalam suatu lingkungan. Bagian-bagian atau
subsistem-subsistem tersebut merupakan kompleksitas tersebut, tetapi dalam
kebersamaan mencapai suatu tujuan itu, berlangsung secara harmonis dalam
keteraturan yang pasti.
Suatu
sistem terdiri dari “input”, “proses
transpormasi”, dan “output” yang
merupakan suatu totalitas, yang digerakkan oleh sistem-sistem yang lebih kecil yang
dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem yang
lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya
dengan sistem yang lebih luas.
E. Pendekatan Kontijensi (Berdasarkan keadaan/Peluang)
Pendekatan
kontijensi (contingency approach)
disebut juga dengan pendekatan situasional (situational
approach) Pendekatan ini termasuk pendekatan yang relatif baru muncul yang
berpendapat bahwa tidak ada resep
yang terbaik untuk
mengatasi masalah tertentu
dan menekankan. Pentingnya
relevansi tindakan manajerial dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
lingkungan. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, manajemen dipandang
harus sesuai dengan lingkungan,
pemecahan masalah yang terbaik adalah menyelesaikan dengan
situasi/kontijensinya.
7.
PENDEKATAN
KONTINGENSI
·
Pendekatan kontingensi (situsional )
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif
(berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah
dikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah keluar dari
prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondisi situasional.
Salah seorang penulis manajemen kontingensi yang bernama Fred Luthans
menyatakan, “pendekatan-pendekatan tradisional dalam bidang manajemen, tidak
salah atau keliru, tetapi dewasa ini mereka tidak terlampau cocok. Terobosan
baru terhadap teori dan praktik manajemen dapat kita temukan pada pendekatan
kontingensi.”Raymond A. Katzell dalam sebuah makalahnya yang berjudul “Contrasting
System Work Organization”, mengemukakan adanya lima macam parameter situasional
:
a) Besar
kecilnya organisasi yang bersangkutan
b) Tingkat
interaksi dan interpendansi para anggota organisasi
c) Kepribadian
para anggota organisasi
d) Tingkat
kongruensi atau disparitas antara tujuan organisasi dan tujuan para karyawan
organisasi yang bersangkutan
e) Siapa
saja dalam organisasi yang bersangkutan memiliki kemampuan dan motivasi yang
diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan guna mencapai sasaran
organisasi tersebut.
Macam pendekatan kontingensi :
1. Model
kepemimpinan kontingnsi dari Friedler
2. Model
tiga dimensi kepemimpinan dari reddin
3. Model
kontinum kepemimpinan dari Robert Tanenbaum dan
Warrem Schmidt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar