1. Sejarah perkembangan Manajemen
·
Pemikiran awal mengenai
manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.[3]
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776,
ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The
Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis
yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor),
yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan
bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus-perusahaan
peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi,
jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan,
sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1)
meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu
yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan
lain yang dapat menghemat tenaga kerja.Peristiwa penting kedua yang memengaruhi
perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya
penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya
kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut
"pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu
membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan
cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan
kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan
oleh para ahli.
Aliran Manajemen ilmiah
dipelopori oleh Robert Owen dan Charles Babbege. Tokoh yang banyak memberikan
kontribusi bagi perkembangan manajemen ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor,
Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson.
Robert owen (1771-1858)
Robert Owen berpendapat bahwa peningkatan kondisi kerja karyawan dapat
meningkatkan hasil produksi dan laba, dan investasi yang paling menguntungkan
adalah karyawan atau pekerja.
Charles babbege (1792-1871)
Charles babbege (1792-1871)
Charles Babbege adalah seorang mahaguru
matematika dari Inggris. Dia adalah perintis jalan bagi lahirnya manajemen
berdasarkan ilmu (manajemen ilmiah). Observasinya tentang metode dan menekankan
pentingnya efisiensi kerja pada pekerja dan perlunya ditentukan jumlah biaya
yang pasti pada setiap proses dalam produksi suatu jenis barang.
Frederick
Winslow Taylor (1856-1915)
Frederick Winslow Taylor adalah tokoh yang mengembangkan scientific management (manajemen ilmiah). Secara singkat, pokok-pokok ajaran F. W. Taylor adalah sebagai berikut:
Frederick Winslow Taylor adalah tokoh yang mengembangkan scientific management (manajemen ilmiah). Secara singkat, pokok-pokok ajaran F. W. Taylor adalah sebagai berikut:
A. Time Study (penelaahan waktu)
Penyelidikannya tentang penggunaan waktu kerja dengan mempergunakan
stopwatch, micro motion camera, dan alat ukur lainnya. Berkat penelitian ini
dapat dihemat waktu kerja dan penggunaan tenaga yang tidak sedikit.
B. Differential Piece Rate System (sistem rata-rata per potong diferensial)
Sistem upah demikian dimaksudkan untuk mendorong daya produktivitas yang lebih tinggi, daan F. W. Taylor mempergunakan sistem per potong dalam penghitungannya.
C. The Art of Cutting Metals (seni memotong logam)
Penelitian ini dilakukan oleh F. W. Taylor terhadap semua faktor yang
berhubungan dengan pemotongan logam atau baja, seperti jenisnya, garis
tengahnya, karatannya, tebal bilahnya, bentuk tajamnya alat, pengaruh tuangan
atau tindakan-tindakan lain untuk mendinginkan.
Henry
L. Gantt (1861-1919)
Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan:
Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan:
1.
Kerjasama yang saling menguntungkan antara
tenaga kerja dan manajemen,
2.
Seleksi ilmiah tenaga kerja,
3.
Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang
terinci, dan
4.
Sisten insentif (bonus) untuk merangsang
produktivitas.
Frank Gilberth dan Lillian Gilberth (1868-1924 dan 1878-1872)
Frank Gilberth, seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Lillian Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam bekerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir: membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.
Harrington Emerson (1853-1931)
Pemborosan dan efisiensi adalah masalah-masalah yang dilihat Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi (twelve principles of efficiency) yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
A. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
B. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
C. Adanya staff yang cakap.
D. Disiplin.
E. Balas jasa yang adil.
3. Teori manajemen klasik
Teori manajemen klasik menurut pendapat beberapa
ilmuwan.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau
awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan
manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage
(1972-1871).
Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara
tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi
dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari
Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam
proses produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya
penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material
produksi (Ernie dan Saefullah: 2005).
1. Robert Owen (1771 - 1858)
Owen menekankan tentang peranan sumberdaya
manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.Dilatar-belakangi oleh kondisi
dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan
kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
Owen berkesimpulan bahwa manajer harus
menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai
yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input,
tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Ia juga memperbaiki
kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih
baik. Beliau juga mendirikan toko, yang mana pekerjanya tidak kesusahan dan
dapat membeli kebutuhan dengan harga murah. Ia juga mengurangi jam kerja dari
15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah pekerja dibawah umur 10 tahun.
Owen
berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya
manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping
itu Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap
hari. Dengan cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang
ada dengan cepat.
2.
Charles Babbage (1792 - 1871)
Menganjurkan untuk mengadakan pembagian
tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap
pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya
dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
Dengan metode kuantitatifnya beliau percaya :
A. Bahwa
prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi,
produksi naik biaya operasi turun.
B. Pembagian
Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa
dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula training bisa dilakukan
dengan lebih mudah.
C. Dengan
melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka pekerja akan semakin
terampil dan berarti semakin efisien.
4. PENDEKATAN HUBUNGAN
MANUSIAWI
·
Gerakan hubungan
manusiawi
(human behavior)
Pada tahap aliran perilaku atau hubungan
manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah
sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena
terlihat kurang mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna
dengan keharmonisan di tempat kerja.
Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan
prilakunya karena
sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam
menghadapi manusia,
melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.
Ada tiga orang
pelopor aliran perilaku yaitu :
1. Hugo Munsterberg (1863
-1916)
Yaitu Bapak Psikologi Industri.Sumbangannya
yang terpenting adalah berupa pernanfaatan
psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya
"Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk peningkatkan produktivitas:
A. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang
paling sesuai denganbidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
B. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang
memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan
produktivitas.
C. Menggunakan pengaruh psikologis agar
memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong
karyawan.
2. Elton
Mayo (1880 -1949)
Gerakan memperkenalkan hubungannya yang
diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki
hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan
tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan.
Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam member dorongan kerja kepada karyawan.
Satu hal yang menarik dari hasil percobaan
Mayo dengan kawan-kawan adalah
rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas.
·
Penerapan konsep mutu
pada teori hubungan manusia
Teori ini berargumentasi
bahwa pada dasarnya manusia selalu melakukan respon terhadap konteks social
dimana oub dia berada.
Salah satu kontributor
teori ini adalah Douglass McGregor yang memperkenalkan kita bahwa pada dasarnya
manusia dapat diklarifikasikan menjadi tipe X dan tipe Y. Mereka yang bertipe X
cenderung bersifat pasif,malas,tidak mau bekerja kecuali kalau disuruh, kurang
inisiatif dan kurang menyukai tantangan serta akan berdisi[;n jika diawasi. Pada
kategori ini pendekatan manajem yang dilakukan dengan pengarahan dan pengawasan
yang menyeluruh dan terus-menerus. Sedangkan untuk mereka yang bertipe Y
memiliki karakteristik proaktif,menyukai tantangan dan pekerjaan,memiliki
banyak ide dan inisiatif,serta berdisiplin adalah bagian dari tatangan prestasi
yang ingin dia capai.untuk yang berkategori ini,pendekatan manajemen lebih
kepada pendekatan delegasi dan kepercayaan dari pada pengawasan terus-menerus
dan menyeluruh.
selanjutnya klik disini